Darah Madura - Ratusan siswa SMAN 4 Bangkalan, Madura, menggelar aksi protes terkait tindakan kekerasan yang sering dilakukan oleh salah seorang guru mereka, kamis (24/11/2011). Dengan membawa sejumlah poster kecaman, mereka terlihat bersemangat meneriakan yel-yel, berorasi serta meneriakkan tuntutan mereka.
Madhawi, salah seorang siswa yang bertindak selaku korlap aksi, menuturkan, mereka tidak terima tindakan kekerasan terjadi di sekolahnya yakni berupa main pukul yang dilakukan salah seorang guru mereka. Mereka pun meminta oknum guru tersebut diberi sanksi tegas.
Madhawi juga mengatakan, dirinya pernah jadi korban pemukulan saat sedang upacara bendera. Oknum guru tersebut langsung menghampirinya dan memukul dirinya di depan para siswa lain tanpa ada teguran maupun penjelasan apa kesalahan nya terlebih dahulu.
Aksi main pukul oknum guru ini sudah pernah dilaporkan ke kepala sekolah maupun guru lainnya. Namun ternyata tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak sekolah. Padahal kasus pemukulan ini juga dialami oleh teman-temannya yang lain.
“Sekolah kami kan bukan sekolah militer, mas. Tapi bapak guru itu ringan tangan. Salah dikit main pukul”, tegas Madhawi yang diamini oleh rekan-rekannya.
Aksi ini pun menarik perhatian pihak sekolah. Sejumlah guru langsung turun tangan berusaha menenangkan para siswanya dan meminta mereka kembali ke dalam kelas masing-masing. Namun upaya ini gagal. Para siswa terus berorasi di halaman sekolah dan mengancam akan mogok belajar.
Terkait aksi pemukulan oknum guru ini, sejumlah guru SMAN 4 Bangkalan membenarkan bahwa kasus tersebut memang terjadi. Terutama pemukulan yang menimpa Madhawi karena terjadi di ruang terbuka yakni halaman sekolah serta disaksikan orang banyak.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh Mohni menyatakan, pihaknya akan segera memanggil pihak sekolah dan siswa yang jadi pemukulan termasuk oknum guru tersebut. Jika benar terjadi seperti yang diceritakan para siswa, Dinas Pendidikan berjanji akan memberi sanksi tegas bagi yang bersangkutan.
Aksi protes siswa ini baru berhenti, setelah para guru berjanji akan segera menyelesaikan kasus kekerasan yang menimpa mereka secepatnya. Para siswa pun kemudian bersedia kembali ke kelas masing-masing. (Mad Topek)
0 komentar:
Posting Komentar