Persepam Madura United namanya dulu adalah PERSEPAM (Persatuan Sepakbola Pamekasan). Setelah lolos ke divisi utama awal 2011 kemarin, Persepam berubah nama menjadi Persepam Madura United dan biasa disingkat P-MU. Orientasi publik supporter pun diperluas. Bukan hanya milik warga Kabupaten Pamekasan, tapi seluruh Madura. Jaringan supporter digalang massive demi menarik dukungan seluruh public Madura.
Masyarakat seluruh Madura pun menyambut antusias ini. Ya maklum, P-MU saat ini menjadi ikon baru sepakbola di Madura. Karena Perseba Bangkalan masih di divisi I, Persesa Sampang divisi II. Begitu juga Perssu Sumenep. Bahkan meski berhembus kabar keretakan hubungan antar supporter di Madura (khususnya K-Conk Mania Perseba Bangkalan), namun supporter K-Conk Mania sepertinya tetap memilih mendukung P-MU sebagai bentuk solidaritas sesama orang Madura. Tretan dhibik alias saudara sendiri!
Di tengah carut marut sepakbola Indonesia, saya (bahkan mungkin masyarakat Madura secara umum) berharap P-MU akan berada di liga resmi PSSI dibawah bendera PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LIPS). Tapi setelah mendengar kabar ‘pembangkangan’ P-MU, terus terang saya sangat kecewa. Apa motivasinya hayo?! Buat apa memilih jalur kompetisi illegal dibawah bendera PT Liga Indonesia (PT LI)?
Dari cerita seorang teman wartawan, keputusan ini diambil karena putusnya komunikasi dengan pihak PSSI. Teman saya itu melanjutkan, sebelumnya pihak manajemen P-MU katanya sudah siap ikut kompetisi Divisi Utama dibawah PT LPIS (PSSI). Bahkan manajemen P-MU siap menyerahkan daftar pemain ke PSSI. Tapi menurut cerita teman saya tadi, pihak PSSI susah dihubungi. Benarkah begitu? Atau ini hanya sekedar cerita rekaan alias rekayasa pihak manajemen untuk menutupi niat mereka sesungguhnya, yakni memang mau bergabung dengan PT LI?
Saya tidak tahu pasti.
LSM Semprit, sebuah LSM yang bergerak dan memfokuskan diri pada isu-isu tentang sepakbola nasional, memperkirakan bahwa kompetisi yang diputar PT LI takkan berumur panjang. LSM Semprit menduga bahwa itu sengaja dilakukan oleh PT LI hanya sekedar menghimpun kekuatan menentang PSSI. Tujuannya jelas, menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mendongkel kepengurusan Djohar Arifin Husein dari PSSI. Tampaknya kubu ini berusaha mengulangi kasus pendongkelan Nurdin Halid dari PSSI dulu.
Apa yang saya bilang ini tidak mengada-ngada. Saya sempat baca sebuah berita di beritajatim.com. Disitu jelas diterangkan tentang Ketua Pengprov PSSI Jatim, La Nyala Mattaliti yang mengumpulkan sejumlah klub di Jawa Timur untuk maksud dan tujuan tersebut. Bahkan klub-klub asal Jatim yang hendak menggulingkan PSSI tersebut juga ditulis dengan jelas. Salah satunya: PERSEPAM! Ya, sebagian media masih menulis nama asli Persepam saja bukan Persepam Madura United (P-MU). (cek sendiri beritanya disini: beritajatim.com)
Nah, kalau sekarang momennya tidak pas sama sekali. Kepengurusan Djohar Arifin dan PSSI masih hitungan bulan! Saya yakin FIFA dan AFC pun tidak akan merestui KLB yang digembar-gemborkan kubu Djoko Driyono cs di PT LI walau bagaimana pun besarnya dukungan dari pihak klub pembangkang kubu PT LI.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin sudah mengetahui grand scenario KLB ini. Ia mengaku tidak gentar. Untuk klub pembangkang, Djohar memastikan mereka akan kena sanksi, DEGRADASI! “Bagi mereka yang tidak ikut kompetisi dan mbalelo, statuta jelas bahwa tim yang tidak ikut kompetisi resmi, otomatis degradasi ke level bawahnya. Yang rugi siapa? Kita semuanya. Juga masyarakat yang mendukung timnya masing-masing. Tentu mereka dirugikan oleh perbuatan mereka yang tidak menaati aturan main di PSSI," jelas Djohar Arifin usai menyaksikan pertandingan pembuka Divisi Utama di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (10/12/2011) kemarin.
Nah loh, kalau udah begitu gimana hayo??!!! Semisal scenario KLB itu gagal, maka praktis P-MU berada di pihak yang kalah. Semisal itu terjadi, maka kemungkinan kompetisi yang digagas PT LI juga akan berhenti ditengah jalan! Selanjutnya, sanksi degradasi siap menunggu P-MU!
Satu lagi kawan, dengan tidak diakuinya PT Liga Indonesia dan kompetisi yang mereka gelar oleh PSSI, status kompetisi itu bukan sebuah liga. Tapi hanya sebuah turnamen. Pihak FIFA dan AFC pun sudah mengakui ini juga. Terbukti di website resmi FIFA, tidak ada lagi nama LSI dan diganti LPI sebagai kompetisi resmi Indonesia. Nah, jika status nya hanya turnamen, maka semisal diakhir klasemen divisi utama PT LI, P-MU juara atau lolos ke kasta teratas, itu juga tidak diakui oleh PSSI. Artinya sia-sia bukan hasil kompetisi tersebut?
Kita berandai lagi, jika itu terjadi, pihak manajemen P-MU harus bertanggung jawab secara moral pada masyarakat Madura! Cukup sudah saya nulis. Ini hanya bentuk kekecewaan saya aja atas keputusan manajemen P-MU. (Mad Topek)
0 komentar:
Posting Komentar