Saat itu tepat pukul 04.00 wib dini hari ketika seorang lelaki tua separuh baya berjalan menyusuri gelapnya gang di sebuah perkampungan padat penduduk. langkahnya yang tenang namun pasti diiringi suara srebet yang keluar dari kain diatas mata kaki, membuat lelaki itu nampak seperti seorang yang tengah terburu-buru untuk menuju suatu tempat.
Pandangan matanya terhenti sejenak ketika melihat sekelompok pemuda yang sedang asyik bermain gitar disebuah warung kopi yang buka 24 jam. Senyumnya menghampiri diikuti dengan semerbak harum minyak wangi dan suara langkah kaki.
Kakek: "assalamualaikum"
Pemuda: "Waalaikum salam"
Kakek: "sudah mau subuh, kalian tidak ke musholla?
Pemuda: "nanti kek, baru juga tarhim.
Kakek: " alhamdulillah, kalau begitu saya duluan. Assalamualaikum"?
Pemuda: "Waalaikum salam.
Suara adzan subuh pun terdengar keras dan lantang seolah-olah ingin membangunkan seluruh jiwa yang sedang tertidur berselimut dimalam yang gelap. Suara puji-pujian pun berlomba sehabis subuh untuk meminta berkah dari yang maha pencipta.
Kakek berjenggot itu pun kembali dari musholla tempat dia menunaikan Panggilan sholat subuh. Matanya melirik ke sebuah tempat dimana tadi dia berbicara ke sekelompok pemuda yang sedang nongkrong diwarung kopi.
Kakek: "assalamualaikum"?
Pemuda: "Waalaikum salam".
Kakek: "katanya tadi mau sholat dimusholla"
Pemuda: "lupa kek, nanti deh kita sholat nya".
Kakek: "ingat ya, kita ini hidup hanya sesaat. Jangan di sia-sia kan. Kasihan musholla ga ada jama'ah nya.
Pemuda: "iya kek, sambil menahan jengkel dalam hati".
Kakek berjenggot itu pun berlalu meninggalkan nasehat yang berbekas dihati para pemuda tersebut.
Hari hari pun berlalu dan tanpa bosan kakek berjenggot itu selalu menasehati para pemuda yang biasa nongkrong diwarung kopi sampai waktu subuh tiba.
Seperti biasanya suara gitar terdengar dari gelapnya malam ketika waktu menunjukkan pukul 04.15 wib dini hari. Para pemuda yang biasa menerima ceramah subuh dari seorang kakek berjenggot pun mau tidak mau bersiap menunggunya, walau dengan nada kesal.
Jalay: "kemana pak jenggot, tumben belum nongol"
Kucay: "ntar aja pas dia nongol lu pura-pura kencing lagi"
Jalay: "bisa aja lu cay".
Kojor: "nah kan pak jenggot datang, sambil mencium aroma minyak wangi yang biasa dipakainya.
Ternyata subuh itu, kakek berjenggot yang biasa menasehati para pemuda yang nongkrong diwarung kopi tidak menampakan batang hidungnya.
Para pemuda nampak gelisah dan bertanya-tanya, apakah gerangan yang terjadi dengan kakek berjenggot itu walaupun harum khas minyak wanginya sudah sampai duluan tercium oleh para pemuda tersebut.
Rasa penasaran membuat salah satu pemuda yang menjadi murid setia ceramah subuh kakek berjenggot itu pun menyelidiki keberadaan kakek tersebut keesokan harinya.
Para warga kampung tersebut menggelengkan kepalanya, ketika ditanya tentang perihal kakek berjenggot tersebut. Tak ada yang tahu keberadaan maupun tempat tinggalnya membuat pemuda tersebut bingung bercampur heran, siapa gerangan kakek berjenggot itu. Adzan dzuhur pun terdengar ditelinga membuat sang pemuda tersebut tersadar dari rasa kebingungan yang menghantuinya.perlahan dilangkahkan kakinya menuju sebuah musholla untuk sekedar beristirahat. Namun nasehat kakek berjenggot tentang pentingnya sholat itupun terus teringat dalam otaknya. Yang akhirnya membuat pemuda tersebut melangkah kan kakinya ketempat wudhu, lalu mengikuti sholat berjamaah. Rasa penasaran terus menggeluti pikirannya, ketika sebuah teguran halus dari seorang marbot tua musholla membangunkan nya dari lamunan.
Akhirnya Sang pemuda menceritakan tentang perihal kakek berjenggot itu kepada marbot tua dimusholla tersebut. Alangkah kagetnya si pemuda ketika sang marbot tua itu mengetahui sosok kakek berjenggot yang biasa memberikan ceramah subuh kepada dia dan teman-temannya.
Dari bibirnya terungkap hal yang membuat pemuda tersebut merinding sekaligus terharu. kakek berjenggot itu sudah berpulang ke hadapan ilahi jauh sebelum dia menjadi marbot dimusholla.
Sang pemuda hanya terdiam ketika ditanya oleh teman-temannya tentang pencarian kakek misterius yang selalu memberikan nasehat ketika waktu menjelang subuh tiba. Dia hanya bisa menjawab KAKEK BERJENGGOT ITU BERNAMA ABDUL GHANI.
Pandangan matanya terhenti sejenak ketika melihat sekelompok pemuda yang sedang asyik bermain gitar disebuah warung kopi yang buka 24 jam. Senyumnya menghampiri diikuti dengan semerbak harum minyak wangi dan suara langkah kaki.
Kakek: "assalamualaikum"
Pemuda: "Waalaikum salam"
Kakek: "sudah mau subuh, kalian tidak ke musholla?
Pemuda: "nanti kek, baru juga tarhim.
Kakek: " alhamdulillah, kalau begitu saya duluan. Assalamualaikum"?
Pemuda: "Waalaikum salam.
Suara adzan subuh pun terdengar keras dan lantang seolah-olah ingin membangunkan seluruh jiwa yang sedang tertidur berselimut dimalam yang gelap. Suara puji-pujian pun berlomba sehabis subuh untuk meminta berkah dari yang maha pencipta.
Kakek berjenggot itu pun kembali dari musholla tempat dia menunaikan Panggilan sholat subuh. Matanya melirik ke sebuah tempat dimana tadi dia berbicara ke sekelompok pemuda yang sedang nongkrong diwarung kopi.
Kakek: "assalamualaikum"?
Pemuda: "Waalaikum salam".
Kakek: "katanya tadi mau sholat dimusholla"
Pemuda: "lupa kek, nanti deh kita sholat nya".
Kakek: "ingat ya, kita ini hidup hanya sesaat. Jangan di sia-sia kan. Kasihan musholla ga ada jama'ah nya.
Pemuda: "iya kek, sambil menahan jengkel dalam hati".
Kakek berjenggot itu pun berlalu meninggalkan nasehat yang berbekas dihati para pemuda tersebut.
Hari hari pun berlalu dan tanpa bosan kakek berjenggot itu selalu menasehati para pemuda yang biasa nongkrong diwarung kopi sampai waktu subuh tiba.
Seperti biasanya suara gitar terdengar dari gelapnya malam ketika waktu menunjukkan pukul 04.15 wib dini hari. Para pemuda yang biasa menerima ceramah subuh dari seorang kakek berjenggot pun mau tidak mau bersiap menunggunya, walau dengan nada kesal.
Jalay: "kemana pak jenggot, tumben belum nongol"
Kucay: "ntar aja pas dia nongol lu pura-pura kencing lagi"
Jalay: "bisa aja lu cay".
Kojor: "nah kan pak jenggot datang, sambil mencium aroma minyak wangi yang biasa dipakainya.
Ternyata subuh itu, kakek berjenggot yang biasa menasehati para pemuda yang nongkrong diwarung kopi tidak menampakan batang hidungnya.
Para pemuda nampak gelisah dan bertanya-tanya, apakah gerangan yang terjadi dengan kakek berjenggot itu walaupun harum khas minyak wanginya sudah sampai duluan tercium oleh para pemuda tersebut.
Rasa penasaran membuat salah satu pemuda yang menjadi murid setia ceramah subuh kakek berjenggot itu pun menyelidiki keberadaan kakek tersebut keesokan harinya.
Para warga kampung tersebut menggelengkan kepalanya, ketika ditanya tentang perihal kakek berjenggot tersebut. Tak ada yang tahu keberadaan maupun tempat tinggalnya membuat pemuda tersebut bingung bercampur heran, siapa gerangan kakek berjenggot itu. Adzan dzuhur pun terdengar ditelinga membuat sang pemuda tersebut tersadar dari rasa kebingungan yang menghantuinya.perlahan dilangkahkan kakinya menuju sebuah musholla untuk sekedar beristirahat. Namun nasehat kakek berjenggot tentang pentingnya sholat itupun terus teringat dalam otaknya. Yang akhirnya membuat pemuda tersebut melangkah kan kakinya ketempat wudhu, lalu mengikuti sholat berjamaah. Rasa penasaran terus menggeluti pikirannya, ketika sebuah teguran halus dari seorang marbot tua musholla membangunkan nya dari lamunan.
Akhirnya Sang pemuda menceritakan tentang perihal kakek berjenggot itu kepada marbot tua dimusholla tersebut. Alangkah kagetnya si pemuda ketika sang marbot tua itu mengetahui sosok kakek berjenggot yang biasa memberikan ceramah subuh kepada dia dan teman-temannya.
Dari bibirnya terungkap hal yang membuat pemuda tersebut merinding sekaligus terharu. kakek berjenggot itu sudah berpulang ke hadapan ilahi jauh sebelum dia menjadi marbot dimusholla.
Sang pemuda hanya terdiam ketika ditanya oleh teman-temannya tentang pencarian kakek misterius yang selalu memberikan nasehat ketika waktu menjelang subuh tiba. Dia hanya bisa menjawab KAKEK BERJENGGOT ITU BERNAMA ABDUL GHANI.
0 komentar:
Posting Komentar