Darah Madura - Warga yang membakar ponpes milik pengikut Syiah di Sampang, Madura sempat menolak kehadiran aparat ke lokasi. Bahkan warga menghadang petugas dan wartawan yang hendak mendekati lokasi.
(Baca juga: Pertemuan Syiah Dan Sunni di Bangkalan Berlangsung Tegang)
Massa menghadang petugas, baik polisi maupun TNI. Berbagai upaya dilakukan petugas untuk meredam emosi warga. Kapolres Sampang, AKBP Solehan yang langsung turun ke lokasi, terus bernegosiasi dengan sejumlah tokoh massa agar bisa menahan amarah mereka.
Ratusan warga ini menolak kehadiran petugas, termasuk para jurnalis yang hendak mendatangi lokasi pembakaran sebuah kompleks pondok pesantren milik Ustadz Tajul Muluk, seorang tokoh aliran Syiah di Desa Karang Gayam, Omben, Sampang, Madura.
Di lokasi, nyaris semua bangunan semi permanen milik ponpes tersebut ludes terbakar. Beberapa bangunan yang terbuat dari tembok juga sebagian dirobohkan. Kasus pembakaran ponpes milik Syiah ini, merupakan akumulasi dari beberapa persoalan antara kelompok Sunni atau Ahlussunnah wal jamaah, dengan kelompok Syiah di Kabupaten Sampang.
Kapolres Sampang, AKBP Solehan menuturkan, pihaknya bersama Pemkab Sampang juga sudah berkali-kali memfasilitasi kedua kelompok. Namun upaya damai tersebut selalu gagal, meski dalam pertemuan kedua kelompok tersebut sudah bersalaman.
Setelah amarah dan emosi warga berhasil diredam, pihak kepolisian pun memasang police line disekitar lokasi. Kondisi alam yang berbukit dan jauh dipelosok menyebabkan petugas telat sampai dilokasi. (Mad Topek)
0 komentar:
Posting Komentar