Bagi kita yang tinggal dipinggir kota besar seperti JAKARTA DAN SEKITARNYA pasti mengenal sebuah benda yang biasa kita mainkan sewaktu kecil dan mungkin masih kita mainkan sampai kita dewasa. Permainan yang penuh dengan taktik dan ketegangan yang bisa membuat kita lupa akan waktu. Bermain LAYANG-LAYANG (LAYANGAN) yang sering kita lakukan diwaktu kecil ternyata hanya ada diwaktu musim tertentu saja. Misalnya ketika musim liburan. Banyak anak-anak yang menghabiskan masa liburan sekolah dengan bermain layang-layang.
Berbeda dengan negara lain yang biasa melakukan permainan layang-layang dengan adu keindahan baik dari segi be tuk maupun ukuran. Dinegara indonesia khususnya daerah pinggiran kota besar tidak melakukan kontes keindahan layang-layang mereka justru melakukan kompetisi adu kuat benang layang-layang (layangan).
Tak jarang ada yang membeli benang untuk kompetisi adu kuat sampai ratusan ribu rupiah, bahkan ada yang sengaja membuat benang tersebut dengan resep sendiri. walaupun yang menentukan pemenangnya itu bukan hanya benang saja tetapi butuh keahlian dalam melakukan taktik menyerang (tarikan) ataupun taktik bertahan (uluran).
Untuk bermain kompetisi adu kuat dibutuhkan sebuah layang-layang, benang kenur (benang yang dipakai untuk memancing ikan), benang gelasan (benang yang dibuat dari campuran serbuk kaca dan dicampur dengan tambahan telur ayam dan lain lain hingga menjadi tajam)
Di daerah mester (jatinegara) masih terdapat penjual layang-layang dan benang gelasan yang sangat terkenal yaitu toko baba ncu. Toko ini sangat ramai dikunjungi pembeli baik dari daerah sekitar jatinegara maupun dari daerah lain saat musim layang-layang (layangan) tiba.
Di klender pun terdapat toko h.sambas yang menjual layang-layang (layangan) yang tak kalah ramai ketika musimnya tiba. Tak jarang seorang anak membeli layang-layang hampir setiap waktu. Sebut saja irul seorang anak yang duduk dikelas 3 SD ini selalu membeli layangan dengan semua uang jajannya. Setelah semua peralatan tersedia KOMPETISI DIATAS LANGIT pun mulai digelar. Satu persatu layang-layang dinaikkan keudara memenuhi langit biru. Berbagai taktik dari para pemain diterapkan.
Layang-layang (layangan) yang putus menjadi incaran anak-anak yang setia menunggu dibawah langit ketika KOMPETISI ADU KUAT LAYANG-LAYANG berlangsung.
Faktor cuaca pun sangat berpengaruh pada permainan ini. Tak jarang banyak layang-layang (layangan) yang tersangkut dipohon, antena dan genting rumah penduduk apabila angin mulai tak bersahabat. Butiran air langit yang turun pun menjadi sebuah tanda berakhirnya KOMPETISI ADU KUAT DIATAS LANGIT.
Berbeda dengan negara lain yang biasa melakukan permainan layang-layang dengan adu keindahan baik dari segi be tuk maupun ukuran. Dinegara indonesia khususnya daerah pinggiran kota besar tidak melakukan kontes keindahan layang-layang mereka justru melakukan kompetisi adu kuat benang layang-layang (layangan).
Tak jarang ada yang membeli benang untuk kompetisi adu kuat sampai ratusan ribu rupiah, bahkan ada yang sengaja membuat benang tersebut dengan resep sendiri. walaupun yang menentukan pemenangnya itu bukan hanya benang saja tetapi butuh keahlian dalam melakukan taktik menyerang (tarikan) ataupun taktik bertahan (uluran).
Untuk bermain kompetisi adu kuat dibutuhkan sebuah layang-layang, benang kenur (benang yang dipakai untuk memancing ikan), benang gelasan (benang yang dibuat dari campuran serbuk kaca dan dicampur dengan tambahan telur ayam dan lain lain hingga menjadi tajam)
Di daerah mester (jatinegara) masih terdapat penjual layang-layang dan benang gelasan yang sangat terkenal yaitu toko baba ncu. Toko ini sangat ramai dikunjungi pembeli baik dari daerah sekitar jatinegara maupun dari daerah lain saat musim layang-layang (layangan) tiba.
Di klender pun terdapat toko h.sambas yang menjual layang-layang (layangan) yang tak kalah ramai ketika musimnya tiba. Tak jarang seorang anak membeli layang-layang hampir setiap waktu. Sebut saja irul seorang anak yang duduk dikelas 3 SD ini selalu membeli layangan dengan semua uang jajannya. Setelah semua peralatan tersedia KOMPETISI DIATAS LANGIT pun mulai digelar. Satu persatu layang-layang dinaikkan keudara memenuhi langit biru. Berbagai taktik dari para pemain diterapkan.
- TAKTIK BONGKOT memutuskan benang layangan lawan dari bawah tanpa disadari pemain lawan
- TAKTIK ULURAN memutuskan benang layangan lawan dengan cara melepaskan benang sepanjang mungkin sambil memutarkan layangan.
Semua taktik yang diatas hanya taktik yang biasa dijumpai pada umumnya.
- TAKTIK TARIK-TARIKAN memutuskan benang layangan lawan dengan menariknya sekuat tenaga dan jika bisa mendapatkan layangan lawan.
Layang-layang (layangan) yang putus menjadi incaran anak-anak yang setia menunggu dibawah langit ketika KOMPETISI ADU KUAT LAYANG-LAYANG berlangsung.
Faktor cuaca pun sangat berpengaruh pada permainan ini. Tak jarang banyak layang-layang (layangan) yang tersangkut dipohon, antena dan genting rumah penduduk apabila angin mulai tak bersahabat. Butiran air langit yang turun pun menjadi sebuah tanda berakhirnya KOMPETISI ADU KUAT DIATAS LANGIT.
0 komentar:
Posting Komentar